Kalimat diatas ini adalah bahasa
sosialisasi yang digunakan dalam bahasa daerah oleh para elit politik yang
telah sosialisasikan di depan masyarakat yang tidak tahu apa apa. Kalimat
diatas ini adalah salah satu bahasa sosialisasi dari sekian banyak bahasa manis
yang keluar dimulut para elit politik atau pejuang kabupaten Dogiyai.
Melihat kembali proses
perjuangan untuk kabupaten Dogiyai yang diperjuangkan oleh para elit politik
dan pejuang kabupaten Dogiyai yangmana pejuang pemekaran kabupaten Dogiyai
telah menghipnotis masyarakat Dogiyai dengan bahasa bahasa murahan dan manis.
Bahasa bahasa manis dan murahan yang dilontarkan oleh para elit politik adalah
seperti anak kami sudah sarjana namun pemerintah kabupaten Nabire tidak pernah
menerima anak kami sebagai pegawai negeri akhirnya ijazah mereka pun sedang
berkarat di rumah, anak Kamuu dan Mapia yang sudah jadi pegawai di Nabire saja
tidak pernah kasih jabatan di Nabire, kita harus Tuan di atas negerinya
sendiri, kita harus bangun daerah yang terisolir, kita harus meminpin Dogiyai
oleh anak negeri sendiri, dan isu isu murahan lainnya.
Sangat benar isu yang diangkat
oleh para pejuang dan elit politik karena sangat sesuai dengan tujuan pemekaran
kabupaten dan provinsi karena tujuannya adalah demi mempercepat pembangunan di
daerah yang terisolir, menjadi tuan diatas negerinya sendiri.
Kendatipun demikian, kenyataan
yang sedang terjadi di kabupaten Dogiyai sangat melenceng jauh dari harapan dan
tujuan yang diharapkan oleh pejuang dan elit politik. Kenyataan kenyataan yang
sangat melenceng jauh dari harapan dan tujuan adalah sebagai berikut:
penerimaan pegawai, penempatan jabatan, pemberdayaan mahasiswa dan sebagainya.
1.
Penerimaan Pegawai
Pada tahun 2010 saya dengan teman saya masuk ke
ruangan kuliah untuk mengikuti mata kuliah English Oral Interpretation. Usai
kuliah teman saya orang Batak namanya Arjiel datang menghampiriku dan dia
menyatakan Benny, kamu asal dari kabupaten mana? Lalu saya jawab, dari Dogiyai.
Kemudian dia lanjut cerita lagi saya sudah terima pegawai disana. Saya kaget
dan tanya kepada dia sudah berapa lama disana kamu tinggal, disana tinggal
dengan siapa? Setelah itu dia menjawab
bahwa saya tidak tahhu Dogiyai tetapi saya diminta oleh (dia sebut nama seorang
pejabat orang asli Dogiyai di Dogiyai) untuk ikut tes dan saya tinggal dengan
dia di Dogiyai.
Dari pengalaman diatas ini, saya mau bilang
bahwa rahasia seorang sudah terbongkar bahwa pejabat Dogiyai sudah dan sedang
memfasilitasi orang pendatang dan memarjinalkan, meminggirkan orang Asli
Dogiyai.
Hal tersebut diatas terbukti ketika kita melihat
pengalaman dua kali penerimaan pegawai pada formasi 2009 dan 2010. Melihat
bahwa penerimaan tahun 2010 dan 2011 ini sudah mengutamakan orang luar Dogiyai
bukan Orang asli Dogiyai karena kenyataan penerimaan 75% untuk orang non
Dogiyai sedangkan 25% untuk orang asli Dogiyai lalu orang Dogiyai yang diterima
juga sangat tidak adil, ketidakadilannya terlihat dimana orang mapia diterima
hanya 7 orang. Disinilah usaha oknum oknum tertentu sedang memarjinalkan dan
meminggirkan orang asli Dogiyai. Maka pertanyaanku adalah Dogiyai milik siapa?
2.
Penempatan Jabatan
Pada bulan Agustus tahun 2010 saya ke Dogiyai
untuk ikut kegiatan Peduli Kampung Halaman di Moanemani lalu saya lihat ada
beberapa kantor yang menerima seorang honor hanya keluarga sendiri, ada juga
kantor kator tertentu yang Kepala Dinas, Sekretaris, Wakil dan Bendahara semua
semarga dan ada juga stafnya orang pendatang semua padahal orang pendatang
mereka bukan pengabdian yang lama di Dogiyai tetapi mereka baru tiba di Dogiyai.
Berdasarkan pengalaman diatas pemerintahan
kabupaten Dogiyai sedang membentuk pemerintahan kekeluargaan oleh karena itu
penulis pesan agar cara pandang seorang pejabat Dogiyai harus ubah. Maka
pertanyaanku adalah Dogiyai milik siapa?
3.
Pemberdayaan Mahasiswa
Kita tak dapat menyangkal bahwa mahasiswa adalah
asset suatu kabupaten yang tulang punggung di daerahnya. Begitupun mahasiswa
Dogiyai, kita adalah tulang punggung kabupaten Dogiyai sehingga pemerintah Dogiyai
harus menjamin hak hak mahasiswa.
Isu yang sedang memanas antara pejabat Dogiyai
dan Mahasiswa Dogiyai adalah isu Asrama Permanen, Beasiswa bagi mahasiswa
Dogiyai dan biaya Studi akhir namun sampai sekarang kedua belah pihak ini
saling komentar atau komplein yang tidak jelas titik akhirnya sehingga asrama
permanen pun sampai sekarang belum terwujud. Maka pertanyaanku adalah Dogiyai
milik siapa?
Terlepas dari ketiga hal diatas juga ada banyak
hal yang sedang terjadi Dogiyai seperti tidak ada pasar yang layak bagi mama
mama Dogiyai, tidak ada guru guru disekolah, dll. Oleh karena itu saya sebagai
seorang mahasiswa yang hanya tahu kritik namun saya tidak punya kewewengan
untuk mengatur Dogiyai ini mengajak kepada pihak yang berkewewenang penuh untuk
mengatur Dogiyai agar kedepan kita harus belajar dari kekurangan kita diatas
ini.
Sesungguhnya kita harus sadar diri bahwa Dogiyai
ini sangat besar tak dapat bangun Dogiyai oleh seseorang sendiri atau satu
keluarga maka itu, semestinya kita harus membuka diri terhadap semua orang asli
Dogiyai demi pengkaderan untuk pembangunan agar Dogiyai yang kita cita citakan
ini dapat terwujud dengan baik. Semoga…!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar