Subscribe:

Ads 468x60px


Rabu, 23 Maret 2016

DOGIYAI MILIK SIAPA



Kalimat diatas ini adalah bahasa sosialisasi yang digunakan dalam bahasa daerah oleh para elit politik yang telah sosialisasikan di depan masyarakat yang tidak tahu apa apa. Kalimat diatas ini adalah salah satu bahasa sosialisasi dari sekian banyak bahasa manis yang keluar dimulut para elit politik atau pejuang kabupaten Dogiyai.
Melihat kembali proses perjuangan untuk kabupaten Dogiyai yang diperjuangkan oleh para elit politik dan pejuang kabupaten Dogiyai yangmana pejuang pemekaran kabupaten Dogiyai telah menghipnotis masyarakat Dogiyai dengan bahasa bahasa murahan dan manis. Bahasa bahasa manis dan murahan yang dilontarkan oleh para elit politik adalah seperti anak kami sudah sarjana namun pemerintah kabupaten Nabire tidak pernah menerima anak kami sebagai pegawai negeri akhirnya ijazah mereka pun sedang berkarat di rumah, anak Kamuu dan Mapia yang sudah jadi pegawai di Nabire saja tidak pernah kasih jabatan di Nabire, kita harus Tuan di atas negerinya sendiri, kita harus bangun daerah yang terisolir, kita harus meminpin Dogiyai oleh anak negeri sendiri, dan isu isu murahan lainnya.

Sangat benar isu yang diangkat oleh para pejuang dan elit politik karena sangat sesuai dengan tujuan pemekaran kabupaten dan provinsi karena tujuannya adalah demi mempercepat pembangunan di daerah yang terisolir, menjadi tuan diatas negerinya sendiri.

Kendatipun demikian, kenyataan yang sedang terjadi di kabupaten Dogiyai sangat melenceng jauh dari harapan dan tujuan yang diharapkan oleh pejuang dan elit politik. Kenyataan kenyataan yang sangat melenceng jauh dari harapan dan tujuan adalah sebagai berikut: penerimaan pegawai, penempatan jabatan, pemberdayaan mahasiswa dan sebagainya.

1.    Penerimaan Pegawai
Pada tahun 2010 saya dengan teman saya masuk ke ruangan kuliah untuk mengikuti mata kuliah English Oral Interpretation. Usai kuliah teman saya orang Batak namanya Arjiel datang menghampiriku dan dia menyatakan Benny, kamu asal dari kabupaten mana? Lalu saya jawab, dari Dogiyai. Kemudian dia lanjut cerita lagi saya sudah terima pegawai disana. Saya kaget dan tanya kepada dia sudah berapa lama disana kamu tinggal, disana tinggal dengan siapa?  Setelah itu dia menjawab bahwa saya tidak tahhu Dogiyai tetapi saya diminta oleh (dia sebut nama seorang pejabat orang asli Dogiyai di Dogiyai) untuk ikut tes dan saya tinggal dengan dia di Dogiyai.

Dari pengalaman diatas ini, saya mau bilang bahwa rahasia seorang sudah terbongkar bahwa pejabat Dogiyai sudah dan sedang memfasilitasi orang pendatang dan memarjinalkan, meminggirkan orang Asli Dogiyai.

Hal tersebut diatas terbukti ketika kita melihat pengalaman dua kali penerimaan pegawai pada formasi 2009 dan 2010. Melihat bahwa penerimaan tahun 2010 dan 2011 ini sudah mengutamakan orang luar Dogiyai bukan Orang asli Dogiyai karena kenyataan penerimaan 75% untuk orang non Dogiyai sedangkan 25% untuk orang asli Dogiyai lalu orang Dogiyai yang diterima juga sangat tidak adil, ketidakadilannya terlihat dimana orang mapia diterima hanya 7 orang. Disinilah usaha oknum oknum tertentu sedang memarjinalkan dan meminggirkan orang asli Dogiyai. Maka pertanyaanku adalah Dogiyai milik siapa?
 
2.   Penempatan Jabatan
Pada bulan Agustus tahun 2010 saya ke Dogiyai untuk ikut kegiatan Peduli Kampung Halaman di Moanemani lalu saya lihat ada beberapa kantor yang menerima seorang honor hanya keluarga sendiri, ada juga kantor kator tertentu yang Kepala Dinas, Sekretaris, Wakil dan Bendahara semua semarga dan ada juga stafnya orang pendatang semua padahal orang pendatang mereka bukan pengabdian yang lama di Dogiyai tetapi mereka baru tiba di Dogiyai.

Berdasarkan pengalaman diatas pemerintahan kabupaten Dogiyai sedang membentuk pemerintahan kekeluargaan oleh karena itu penulis pesan agar cara pandang seorang pejabat Dogiyai harus ubah. Maka pertanyaanku adalah Dogiyai milik siapa? 

3.   Pemberdayaan Mahasiswa
Kita tak dapat menyangkal bahwa mahasiswa adalah asset suatu kabupaten yang tulang punggung di daerahnya. Begitupun mahasiswa Dogiyai, kita adalah tulang punggung kabupaten Dogiyai sehingga pemerintah Dogiyai harus menjamin hak hak mahasiswa.

Isu yang sedang memanas antara pejabat Dogiyai dan Mahasiswa Dogiyai adalah isu Asrama Permanen, Beasiswa bagi mahasiswa Dogiyai dan biaya Studi akhir namun sampai sekarang kedua belah pihak ini saling komentar atau komplein yang tidak jelas titik akhirnya sehingga asrama permanen pun sampai sekarang belum terwujud. Maka pertanyaanku adalah Dogiyai milik siapa?

Terlepas dari ketiga hal diatas juga ada banyak hal yang sedang terjadi Dogiyai seperti tidak ada pasar yang layak bagi mama mama Dogiyai, tidak ada guru guru disekolah, dll. Oleh karena itu saya sebagai seorang mahasiswa yang hanya tahu kritik namun saya tidak punya kewewengan untuk mengatur Dogiyai ini mengajak kepada pihak yang berkewewenang penuh untuk mengatur Dogiyai agar kedepan kita harus belajar dari kekurangan kita diatas ini.

Sesungguhnya kita harus sadar diri bahwa Dogiyai ini sangat besar tak dapat bangun Dogiyai oleh seseorang sendiri atau satu keluarga maka itu, semestinya kita harus membuka diri terhadap semua orang asli Dogiyai demi pengkaderan untuk pembangunan agar Dogiyai yang kita cita citakan ini dapat terwujud dengan baik. Semoga…!!!!!

By:Benediktus Goo

0 komentar:

Posting Komentar