Subscribe:

Ads 468x60px


Rabu, 23 Maret 2016

MANUSIA MEE DAN HUTAN DI DOGIYAI TERKIKIS


Pengantar 

Syukur  bagiMu Tuhan, engkau memberikan kami planet bumi yang dilengkapi dengan segala harta kekayaan alam di planet bumi ini. Engkau telah menempatkan kami (manusia) di bumi pada tempat masing masing sesuai dengan ras, warna kulit dan suku.

    Sang pencipta langit dan bumi telah menempatkan umat manusia di bumi sesuai dengan rencana dan cara Tuhan sendiri. Orang jawa menempatkkan di pulau Jawa, orang sumatera menempatkan di Pulau Sumatera, orang Kalimantan menempatkan di Pulau Kalimantan, orang sulaweisi menempatkan di pulau sulaweisi, orang maluku menempatkan di pulau Maluku, oranng Papua mnempatkan di pulau Papua, orrang Australia menempatkan di benua Australia, orang Amerika menempatkan di benua Amerika dan begitupun orang lain juga. 

Orang ditempatkan di pulau atau daerah masing masing untuk memelihara, mengatur, meerawat menjaga, menguasai, mengelola dan melindungi atas harta dan kekayaan Alam di daerah pulau tersebut. Misalnya orang jawa melindungi harta dan kekayaan alam yang ada di pulau Jawa, orang Papua melindungi dan meerawat harta dan kekayaan alam yang ada di pulau Papua dan begitupun orang lain juga. 

Namun demikian, realitas hidup manusia di dunia sangat melenceng jauh dari harapan dan target dari sang pencipta langit dan bumi. Oleh kaarena itu, dibawah ini akan melihat realitas hidup dan dalam tulisan ini dapat mliihat relitas hidup manusia secara kontekstual tentang manusia dan Hutan di kaabupten Dogiyai. 

1. Manusia
Kehadiran kabupaten Dogiyai seiring dengan kehadiran pembunuhan orrang Mee di Dogiyai secara massal yang tersistematis dan berkontinu. Pembunuhan orang Mee di dogiyai secara tersistematis dan berkontinu baik seara fisik dan non fisik yang sudah diciptakan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab atau pihak pihak yang punya keinginan keras bahwa tidak ada orang Mee yang hidup di Dogiyai tetapi harus ada harta dan kekayaan saja untuk kuasai. 

Fakta kehidupan Mee di dogiyai sangat mengkawatirkan. Hal ini terlihat ketika angka kematian dan angka marjinal orang Mee di Dogiyai terus mningkat dari tahun ke tahun.

  a)   Angka Kematian
Hadirnya kabupaten Dogiyai identik dengan dengan hadirnya pemusnahan orang Mee di Dogiyai. Fakta fakta pemusnahan orangg Mee di Dogiyai seperti peristiwa Muntah Berak (Muntber) pada tahun 2008 yang menghiangkan atau mengorbankan nyawa sekitar 257 jiwa orang, angka kematian terus meningkat dari tahun 2008 hingga kini setiiap hari 4 dan 7 orang meninggal dunia di Dogiyai sehingga sedang terjadi “Slow Motion Genocide” (Pemusnahan Secara Perlahan Lahan atau bertahap).  
  
  b)  Angka Marginal
Harga Diri orang Mee di dogiyai ada dibawah kaki manusia shingga selalu di injk injak harga diri orang Mee yng mana dirinya disbut sbagai pemilik Tanah Dogiyai. Angka marjinal sedang meningkat dari hari ke hari. Hal ini terebukti ketika fakta fakta sedang terjadi seperti Mama Asli Mee di Dogiyai menjual barang di Pasar Moanemani akan beralaskan tanah dan beratapkan langit biru sedangkan pendatang berdagang dalam rumah dan kios, para pejabat dogiyai akan mnempatkan jabatan jabatan basah seperti Badan Perencanaan dan Pengeembangan Daerah (BAPEDA) orang pendatang yang meenjabat sebagai kepala BAPEDA, Dinas Keshatan orang pendatang yang menjabat sbagai kepala Dinas, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) orang pendatang yang menjabat sbagai keppala dinas, Kantor keuangan menerima staf atau karyawan orang pendatang semua, penerimaan CPNS banyak anak negeri sendiri tidak diangkat dan ada banyak usaha usaha marjinal yang sudah dan sedang diciptakan oleh orang lain.    

2. Hutan dan Kekayaan Alam
Ketika saya bersama rombongan Tim Peduli Kampung Halaman berangkat ke Dogiyyai dalam rangka melakukan kegiatan Peduli Kmpung Halaman, setibanya pintu masuk ibu kota Kabuupaten Dogiyai yaitu DegeiDimi terdengar bunyi sengsor dimana mana dari ujung barat sampai ke ujung timur, terlihat batu dan pasir bertumpukan sepanjang jalan poros Trans Papua Nabir Paniai, terlihaat juga kebkaran hutan dimana mana dan ada banyak bentuk pengrusakan hutan dan kekayaan alam yang sdng lakukan oleh pihak pihak yang tidaak bertnggung jawab.

Berdasarkan uraian diataas ini penulis menyimpulkan bahwa pemusnahan manusia Mee dan Hutan di Dogiyai sudah dan sedang terjadi di depan mata kepala sendiri namun sang simpatisan pun tak kunjung datang, kaaami berharap orrang luar akan dating menyyelesaikan masalah masalah itu tetapi orang luar dating hanya Karena kekayaan alam tapi tidak butuh orang oleh karena itu, saya mengambil keputusan bahwa “perubahan suatu bangsa atau daerah ada ditangan anak negeri sendiri” artinya bahwa semua masalah yang sedang terjadi disuatu bangsa atau daerah sangat mustahil orang luar akan menyelsaikan masalah masalah itu tetapi anak negeri sendirilah yang merubah realitas hidup masyarakat pada yang sbenarnya atau seharusnya. Maka itu, Dogiyai butuh anak negeri sendiri yang ingin merubah realitas hidup yang sudah mellampauii norma dan etika hidup menuju kehidupan dogiyai yang lebih aman dn damai. Hrrapan dogiyai bisa merubah hidup oleh anakk negeri sendiri.
Semoga……………………………………!

By:Benediktus Goo

0 komentar:

Posting Komentar