Pengantar
Syukur
bagiMu Tuhan, engkau memberikan kami planet bumi yang dilengkapi dengan
segala harta kekayaan alam di planet bumi ini. Engkau telah menempatkan kami
(manusia) di bumi pada tempat masing masing sesuai dengan ras, warna kulit dan
suku.
Sang pencipta langit dan bumi telah menempatkan umat manusia di bumi
sesuai dengan rencana dan cara Tuhan sendiri. Orang jawa menempatkkan di pulau
Jawa, orang sumatera menempatkan di Pulau Sumatera, orang Kalimantan menempatkan
di Pulau Kalimantan, orang sulaweisi menempatkan di pulau sulaweisi, orang
maluku menempatkan di pulau Maluku, oranng Papua mnempatkan di pulau Papua,
orrang Australia menempatkan di benua Australia, orang Amerika menempatkan di
benua Amerika dan begitupun orang lain juga.
Orang ditempatkan di pulau atau daerah
masing masing untuk memelihara, mengatur, meerawat menjaga, menguasai,
mengelola dan melindungi atas harta dan kekayaan Alam di daerah pulau tersebut.
Misalnya orang jawa melindungi harta dan kekayaan alam yang ada di pulau Jawa,
orang Papua melindungi dan meerawat harta dan kekayaan alam yang ada di pulau
Papua dan begitupun orang lain juga.
Namun demikian, realitas hidup manusia
di dunia sangat melenceng jauh dari harapan dan target dari sang pencipta
langit dan bumi. Oleh kaarena itu, dibawah ini akan melihat realitas hidup dan
dalam tulisan ini dapat mliihat relitas hidup manusia secara kontekstual
tentang manusia dan Hutan di kaabupten Dogiyai.
1. Manusia
Kehadiran
kabupaten Dogiyai seiring dengan kehadiran pembunuhan orrang Mee di Dogiyai
secara massal yang tersistematis dan berkontinu. Pembunuhan orang Mee di
dogiyai secara tersistematis dan berkontinu baik seara fisik dan non fisik yang
sudah diciptakan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab atau pihak pihak
yang punya keinginan keras bahwa tidak ada orang Mee yang hidup di Dogiyai
tetapi harus ada harta dan kekayaan saja untuk kuasai.
Fakta
kehidupan Mee di dogiyai sangat mengkawatirkan. Hal ini terlihat ketika angka
kematian dan angka marjinal orang Mee di Dogiyai terus mningkat dari tahun ke
tahun.
a)
Angka
Kematian
Hadirnya kabupaten Dogiyai identik
dengan dengan hadirnya pemusnahan orang Mee di Dogiyai. Fakta fakta pemusnahan
orangg Mee di Dogiyai seperti peristiwa Muntah Berak (Muntber) pada tahun 2008
yang menghiangkan atau mengorbankan nyawa sekitar 257 jiwa orang, angka
kematian terus meningkat dari tahun 2008 hingga kini setiiap hari 4 dan 7 orang
meninggal dunia di Dogiyai sehingga sedang terjadi “Slow Motion Genocide”
(Pemusnahan Secara Perlahan Lahan atau bertahap).
b) Angka Marginal
Harga Diri orang Mee di dogiyai ada
dibawah kaki manusia shingga selalu di injk injak harga diri orang Mee yng mana
dirinya disbut sbagai pemilik Tanah Dogiyai. Angka marjinal sedang meningkat
dari hari ke hari. Hal ini terebukti ketika fakta fakta sedang terjadi seperti
Mama Asli Mee di Dogiyai menjual barang di Pasar Moanemani akan beralaskan
tanah dan beratapkan langit biru sedangkan pendatang berdagang dalam rumah dan
kios, para pejabat dogiyai akan mnempatkan jabatan jabatan basah seperti Badan
Perencanaan dan Pengeembangan Daerah (BAPEDA) orang pendatang yang meenjabat
sebagai kepala BAPEDA, Dinas Keshatan orang pendatang yang menjabat sbagai
kepala Dinas, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) orang pendatang yang menjabat
sbagai keppala dinas, Kantor keuangan menerima staf atau karyawan orang pendatang
semua, penerimaan CPNS banyak anak negeri sendiri tidak diangkat dan ada banyak
usaha usaha marjinal yang sudah dan sedang diciptakan oleh orang lain.
2. Hutan
dan Kekayaan Alam
Ketika
saya bersama rombongan Tim Peduli Kampung Halaman berangkat ke Dogiyyai dalam
rangka melakukan kegiatan Peduli Kmpung Halaman, setibanya pintu masuk ibu kota
Kabuupaten Dogiyai yaitu DegeiDimi terdengar bunyi sengsor dimana mana dari
ujung barat sampai ke ujung timur, terlihat batu dan pasir bertumpukan
sepanjang jalan poros Trans Papua Nabir Paniai, terlihaat juga kebkaran hutan
dimana mana dan ada banyak bentuk pengrusakan hutan dan kekayaan alam yang sdng
lakukan oleh pihak pihak yang tidaak bertnggung jawab.
Berdasarkan uraian diataas ini penulis
menyimpulkan bahwa pemusnahan manusia Mee dan Hutan di Dogiyai sudah dan sedang
terjadi di depan mata kepala sendiri namun sang simpatisan pun tak kunjung
datang, kaaami berharap orrang luar akan dating menyyelesaikan masalah masalah
itu tetapi orang luar dating hanya Karena kekayaan alam tapi tidak butuh orang
oleh karena itu, saya mengambil keputusan bahwa “perubahan suatu bangsa atau
daerah ada ditangan anak negeri sendiri” artinya bahwa semua masalah yang
sedang terjadi disuatu bangsa atau daerah sangat mustahil orang luar akan menyelsaikan
masalah masalah itu tetapi anak negeri sendirilah yang merubah realitas hidup
masyarakat pada yang sbenarnya atau seharusnya. Maka itu, Dogiyai butuh anak
negeri sendiri yang ingin merubah realitas hidup yang sudah mellampauii norma
dan etika hidup menuju kehidupan dogiyai yang lebih aman dn damai. Hrrapan
dogiyai bisa merubah hidup oleh anakk negeri sendiri.
Semoga……………………………………!
0 komentar:
Posting Komentar